Jumat, 22 April 2011

Penyakit Kista

Kista, polycystic ovary disease, adalah suatu kondisi di mana ovarium terdapat elemen kecil (cysts) yang mempengaruhi kesuburan perempuan hingga ia tidak bisa hamil.

A. Penyebab
Kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di ovarium. Medis belum mampu dengan gamblang menjelaskan bagaimana siklus hormonal perempuan penderita terganggu.

Namun berbagai penelitian terus dilakukan untuk memecahkan kasus medis ini agar jumlah penderita kista dapat ditekan.

Follicles adalah semacam kantung-kantung di dalam ovarium yang berisi sel telur. Pada kasus kista, follicles di dalam ovarium hanya berjumlah sedikit. Sel telur di dalam follicles tidak matang, sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih-alih, akan membentuk kristal di dalam ovarium.

Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan mandul. Follicles yang tidak matang dan ketidakmampuan untuk menyalurkan sel telur (proses ovulasi) sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah hormon stimulasi follicle (HSF), melebihi kandungan hormon androgen di dalam ovarium.

Seorang perempuan yang didiagnosis menderita kista biasanya berusia sekitar 20 – 30 tahun. Biasanya perempuan yang memiliki kista, jika dirunut silsilah keluarganya, ada ibu atau nenek yang mengalami gejala kista serupa.

B. Gejala-gejala
Perempuan yang memiliki kista di dalam ovariumnya akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

1. Mengalami menstruasi yang tidak teratur, abnormal, dan rapat secara periode
2. Terdapat masa absen, biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi setelah satu atau lebih masa menstruasi normal
3. Timbul jerawat yang parah dan sangat mengganggu
4. Ukuran payudara mengalami penyusutan
5. Mengalami perkembangan pada karakteristik lelaki (virilization), seperti tumbuh rambut di sekujur tubuh dan wajah, suara berubah menjadi keras dan dalam, ukuran cilitorus membesar.
6. Diabetes
7. Rambut menjadi lebih tebal seperti layaknya seorang lelaki
8. Mandul atau tidak mempunyai keturunan meski sudah melakukan pengobatan
9. Kandungan hormon insulin sangat sedikit
10. Mengalami kegemukan, obesitas

C. Tes-tes yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah seorang perempuan mempunyai kista di dalam ovariumnya:
1. Abdominal ultrasound
2. Abdominal MRI
3. Biopsy of the ovary
4. Estrogen level
5. Fasting glucose and insulin levels
6. FSH levels
7. Male hormone (testosteron) levels
8. Urine 17-ketosteroids
9. Vaginal ultrasounds

Tes darah yang dilakukan:

* Pregnancy test (serum HCG)
* Proactin levels
* Throd function test

D. Perawatan
Pengobatan yang dilakukan untuk perempuan penderita kista tergantung dengan gejala yang timbul.

1. Birth control pills
2. Clomiphene citrate
3. Flutamide
4. Spironolactone

Perawatan dengan clomiphene citrate akan menyebabkan pituitary gland meningkatkan produksi HSF. Ini akan membantu sel telur menjadi matang dan dapat dialirkan menuju ovarium. Sering kali seorang perempuan membutuhkan obat-obatan yang kuat untuk memicu kehamilan.

Untuk perempuan yang mengalami kista, mereka juga berrisiko terkena diabetes mellitus. Oleh karena itu pengobatan dengan glucophane (metformin) akan diberikan untuk membuat sel-sel lebih sensitif menghasilkan insulin, yang menyebabkan proses ovulasi kembali normal.

Mengurangi berat badan dengan diet akan sangat membantu untuk mengurangi tingginya kadar insulin di dalam darah.


E. Komplikasi yang ditimbulkan kista
1. Berisiko besar terkena kanker endometrial
2. Terjadi kemandulan
3. Ada hubungannya dengan obesitas; tekanan darah yang meningkat
4. Diabetes
5. Berisiko terkena kanker payudara
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar